Khadijah Ath-Thahirah part II

Suatu hari Khodijah mendengar kabar tentang adanya seorang pemuda yang pandai, cerdas lagi dapat dipercaya. Pemuda tersebut berhasil menjadi buah bibir warga Makkah karena kejujurannya sehingga tak heran julukan Al-Amin tersemat padanya. Dia adalah Muhammad bin Abdullah. Karena rasa penasaran, Khodijah mengutus asistennya yang bernama Maisarah untuk menyelidiki kebenaran isu yang beredar di kalangan masyarakan Makkah. Kemudian datanglah Maisarah kepada Muhammad untuk menawarkan sebuah kerjasama dalam bidang perniagaan.

Khodijah mempercayakan barang perniagaannya untuk dibawa ke negeri Syam oleh Muhammad. Sebelum keberangkatan kafilah dagang, Khodijah berpesan kepada Maisarah untuk melaporkan segala sesuatu yang berkaitan dengan Muhammad baik selama perjalanan maupun ketika berada di Syam.  Kafilah dagang yang mana Muhammad turut berada di dalamnya kembali ke tanah air dengan membawa hasil yang berlimpah. Bahkan Muhammad mampu meningkatkan hasil penjualan barang dagangan Khodijah sehingga pihak Khodijah meraup keuntungan berlipat ganda.

Menurut pengamatan Maisarah, Muhammad adalah sosok yang benar-benar menjaga akhlaknya. Senantiasa menjaga pandangan dari hal-hal yang tidak baik, dan merupakan sosok yang sangat mengagumkan. Mendengar hal tersebut Khodijah semakin tertarik pada kepribadian Muhammad dan mempunyai harapan lebih kepadanya.

Melalui perantara Nafisah binti Muniya, Khodijah mengungkapkan keingintahuannya untuk bisa mengenal Muhammad lebih dekat. Mengerti maksud dari Khodijah, Nafisah kemudian mendatangi Muhammad dan menyampaikan maksud dari kedatangannya. Gayung pun bersambut.

Muhammad menerima maksud tersebut dan bersegera menemui pamannya Abu Thalib agar beliau berkenan mendampinginya meminang Khodijah. Begitu pula dengan Nafisah, sekembalinya dari pertemuannya dengan Muhammad, ia menyampaikan kabar gembira kepada Khodijah. Dengan persetujuan Abu Thalib berangkatlah rombongan keluarga Muhammad menuju kediaman Amr bin Asad selaku paman dan wali dari Khodijah guna menyampaikan pinangan Muhammad.

Dengan mahar 20 ekor unta Muhammad bin Abdullah melangsungkan pernikahan dengan Khodijah. Perbedaan usia yang cukup jauh serta kesenjangan ekonomi yang begitu tampak antar keduanya tidak menghalangi mereka untuk mengarungi bahtera rumah tangga dengan penuh keharmonisan, kebahagiaan dan juga keberkahan. Bahkan bisa dikatakan bahwa keluarga tersebut adalah sebuah keluarga yang nyaris sempurna tanpa adanya kecacatan yang menganggu ketentraman anggotanya.

Related posts