Muslim youth and Valentine’s Day

Mereka (orang-orang Romawi) mendedikasikan perayaan tahun baru untuk seorang dewa yang bernama Janus, The God of Gates, Doors, and Beginnings. Berdasarkan mitos bangsa Romawi Kuno, Janus adalah dewa yang memiliki dua wajah, satu wajah menatap ke depan, dan satunya lagi menatap ke belakang sebagai filosofi masa depan dan masa lalu, layaknya pergantian tahun baru.

Fakta ini menyimpulkan bahwa perayaan tahun baru sama sekali bukan berasal dari budaya kaum Muslim. Perayaan tahun baru masehi, pertama kali dirayakan orang kafir yaitu masyarakat paganis Romawi. Turut merayakan tahun baru sama dengan merayakan hari raya orang kafir. Padahal sudah jelas bahwa Rasulullah melarang kita untuk meniru kebiasaan mereka.

Rasulullah bersabda :“Barangsiapa yang meniru kebiasaan suatu kaum, maka ia termasuk bagian dari kaum tersebut”. (HR. Abu Daud)

Selain tahun baru, bangsa Romawi juga mewariskan hari yang biasa diperingati setiap tanggal 14 Februari.Mereka menyebutnya dengan hari kasih sayang atau Valentine’s day. Generasi milenial merayakannya dengan berbagai cara seperti memberikan hadiah berupa bunga, coklat, permen, mengirim ucapan, dan tak jarang seorang gadis rela memberikan kehormatannya sebagai bukti kesetiaan terhadap pasangannya. Hal serupa juga kadang dilakukan oleh remaja muslim.

Bisa kita tengok bahwa Valentine’s day bukan berasal dari ajaran Islam bahkan sama sekali tidak ada kaitannya dengan Islam. Maka bukan suatu hal yang cerdas saat seorang muslim secara khusus remaja ikut melestarikan budaya Valentine’s day. Mungkin ada beberapa remaja yang bertanya, “Apakah Islam melarang cinta kasih? Bukankah Islam menganjurkan pemeluknya kasih terhadap sesama? Apakah kasih sayang adalah hal yang haram dalam Islam?”

Islam memandang cinta kasih itu sebagai rahmat. Maka, seorang mukmin tidak dianggap beriman sebelum dia berhasil mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. (HR. Muslim)

Dalam kacamata Islam, mencintai dan dicintai adalah “risalah” suci yang harus dipupuk dalam dada setiap pemeluknya. Maka dari itu, Islam menghalalkan pernikahan dan mengharamkan zina. Islam tidak mengebiri fitrah manusia.

Valentine’s day yang “katanya” ungkapan kasih sayang dengan menyalurkan hasrat kasih sayang yang tidak sesuai dengan aturan syariat dan itu jelas sekali bukan dari agama kita. Meniru perilaku agama lain dan sekaligus melegalkan pergaulan bebas inilah yang tidak dibenarkan dalam pandangan Islam.

Related posts